Blogger Template by Blogcrowds

April 24, 2010.. unforgettable moment.

My laundry class, my inspiration!! (3)

Sore yang sedikit mendung sewaktu saya mendengar berita my laundry class.. bukan berarti cuaca saat itu sebagai firasat, bukan! Memang cuaca akhir-akhir ini seperti itu. Begitu mendengar beritanya, saya waktu itu langsung membayangkan suasana di kelas yang meriah, saling uji keterampilan, dan saling beradu argument .

Kalau di My laundry class, my inspiration!! (2) saya menyertakan tiga poin yang sebaiknya dipahami anak-anak, yaitu pendidikan merupakan

1. proses penumbuhan kedewasaan diri

2. proses pembentukan pola pikir

3. proses pematangan karakter

Sebenarnya itu juga pelajaran untuk saya sendiri. Semakin bertambah usia tidak serta merta akan bertambah pula kedewasaannya. Meskipun sebaiknya begitu. Makanya, selama ini saya menganggap bahwa keunikan, kreatifitas dan ketidakterdugaan anak-anak menjadi pelajaran tersendiri. “Menghadapi perilaku seperti ini tidak boleh secara frontal dan emosional” begitu kata sahabat saya “mesti ada trik dan penataan emosi yang stabil”. Awalnya, dalam hati saya bilang, “please! Mereka itu super rame, super “kreatif”(sorry to say…), masa mau disabar-sabarin??????”. It takes time to understand. Akhirnya saya memahami. Hanya itu, tapi prakteknya baru sebesar biji kurma. Sampai sekarang pun saya belum menemukan ramuan yang pas untuk berinteraksi dengan mereka dan segala keragamannya. Saya tau belum cukup ilmu saya, masih harus banyak belajar dan terus belajar. Saya mencoba mengambil langkah bertanya dan observasi menemukan bahan-bahan untuk ramuan saya.. ( seperti buat jamu ya!) sekarang masih dalam proses dan tidak akan pernah berhenti proses itu.

Awalnya, saya beranggapan bahwa sewaktu siswa kita beritahu dan secara lisan mengatakan ok, maka ok pula hati dan niatnya. Memang ada yang seperti itu, dan cukup banyak. Tapi tidak semuanya bahkan secara terang-terangan meminta kemalasan dan kenakalannya tidak disampaikan pada ortu. Takut kalau dimarahi dan tidak dapat uang saku (tentunya). Oh, God!. Ternyata tidak semudah itu memberikan pengertian dan penjelasan pada siswa. Dan tidak sepolos itu anak-anak sekarang.

Mulai saat itu, saya tidak boleh berpikir terlalu lurus karena suatu saat jalan itu pasti berbelok, perlu menyeberang, berhenti dan perlu melihat rambu-rambu serta waspada terhadap pengguna jalan lainnya.

Selanjutnya, membuat pemahaman “perlu ketegasan bukan kemarahan atau kebencian”. Saya pikir mereka juga harus mengerti dan harus diberi pengertian bahwa tidak setiap perilakunya dapat diterima dan tidak setiap kesalahan akan hilang dengan meminta maaf. Tidak juga setiap orang mendapatkan keberuntungan setiap saat.

Memasuki fase cooling down maksudnya memberikan pengarahan dengan cara yang lebih elegan misalnya menyampaikan wawasan/pengetahuan sekaligus meningkatkan motivasi mereka. Menunggu kelas tenang terlebih dahulu memang butuh waktu tapi ternyata cukup ampuh untuk memulai pembicaraan. Mereka mendengarkan, mereka memahami. Meskipun bukan berarti mau melaksanakan dan bahkan manisnya hanya bersifat sementara, ini adalah proses. Mari coba mengerti bahwa ketidakpatuhan mereka karena ketidaktahuannya. Tidak tau bagaimana menghadapi kemungkinan yang akan terjadi, tidak tau apa manfaatnya berjuang mulai sekarang.

Newer Posts Home